Sabtu, 17 November 2012

Teknik dasar bermain bola voli

 

Teknik Dasar Permainan Bola Voli
PDF Print E-mail
Written by Luth Uyek Fahlawa   
Wednesday, 23 June 2010
Kreasijaskes. Dewasa ini perkembangan olahraga khususnya bola voli sangat pesat baik di daerah maupun di tingkat nasional, hal ini dapat kita lihat dengan even-even nasional terbesar di Indonesai, seperti digelarnya PROLIGA (Liga Bola Voli Indonesia ).
Bahkan prestasi bola voli di Asia cukup membanggakan hal ini dapat dibuktikan dengan menjuarai nomor bola voli putra di Sea Games yang bersaing ketat dengan Thailand.
Maka dari itu tulisan ini membantu bagi pemula tentang bagaimana belajar bermain vola voli yang benar sesuai prosedur kepelatihan dan pembinaannya.
Dalam tulisan ini dipaparkan beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemula untuk dapat bermain bola voli :
1. Teknik Dasar Passing
2. Teknik Dasar Service
3. Teknik Dasar Smash
4. Teknik Dasar Blocking
Dari keempat teknik dasar tersebut merupakan modal dasar yang harus dipelajari dan dilatih bagi pemain pemula jika ingin berprestasi. Banyak atlet pemula yang mengabaikan teknik ini dan keinginannya hanya berlatih smash saja, padahal dari teknik yang ada tersebut semuanya saling berkaitan dari teknik yang paling sederhana yaitu teknik dasar passing sampai ke yang paling sulit yaitu blocking. Maka dari itu diharapkan bagi guru olahraga, pembina, pelatih bola voli supaya memahami dan melakukan latihan bagi atlet yang dibinanya dengan prosedur yang benar.
A. Teknik Dasar Passing terdiri dari 2 bagian :
a. Passing Bawah
b. Passing Atas
Tehnik dasar passing guna membangun sebuah serangan dalam permainan bola voli, dan sangat diperlukan saat tim menghadapi lawan yang kuat, karenanya diperlukan passing untuk membangun defensive yang kuat untuk tim.
B. Teknik Dasar Servis terdiri dari 2 bagian :
a. Serve Bawah
b. Serve Atas (Top Spin, Back Spin, Float Serve, Jump Serve)
Teknik dasar serve fungsinya untuk melakukan serangan awal dalam bola voli, serve yang bagus sangat baik untuk memperoleh angka atau point saat bertanding, contohnya jump serve.
C. Teknik Dasar Smash terdiri dari 3 bagian :
a. Quick/short Smash
b. Long/open Smash
c. Semi Smash
Teknik Dasar Smash dilatihkan pada atlet pemula dan terdapat 4 tahap gerakan yang harus dilakukan dalam berlatih smash :
a. Run-up atau lari menghampiri
b. Take-off atau melompat
c. Hit atau memukul
d. Landing atau mendarat
D. Teknik Dasar Blocking terdiri dari 3 bagian :
a. Block Tunggal
b. Block Ganda (2 orang pemain)
c. Block Ganda (3 orang pemain)
Teknik Dasar Blocking terdapat 4 tahap gerakan yang harus dilakukan dalam berlatih block :
a. Run-up atau bergerak menghampiri bola
b. Take-off atau melompat
c. Kontak dengan bola
d. Landing atau mendarat
Selain teknik dasar di atas, diperlukan faktor-faktor yang menunjang prestasi maksimal :
a. Latihan mental
b. Latihan secara rutin
c. Latihan keras
d. Latihan kekompakan tim
Demikian tips bermain bola voli bagi pemain pemula, semoga bermanfaat bagi pembaca semuanya. Bravo voli Indonesia.
written by: Uyiek 

Psikologi Kepelatihan PDF Print E-mail
Written by Luth Uyek Fahlawa   
Wednesday, 23 June 2010
Falsafah kepelatihan

Kreasijaskes. Lahirnya seorang juara tidak terlepas dari peran pelatih. Atlet dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat saja dan mutlak diperlukan bantuan dari berbagai disiplin dan pelatih adalah pemegang utamanya.
Bakat sebagaimana telah disinggung merupakan variable yang memungkinkan seorang atlet mencapai prestasi tinggi dalam cabang olahraga tertentu. Bakat individu tidak akan berkembang apabila tidak diberi kesempatan dan mencapai prestasi puncak apabila tidak diberi perlakuan-perlakuan secara intensif dan benar. Sesuai teori konvergensi perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor perlakuan serta pengaruh-pengaruh dari luar.
Penampilan seorang atlet dapat ditinjau dari 4 dimensi :
(1) Dimensi Kesegaran Jasmani
(2) Dimensi Keterampilan
(3) Dimensi bakat pembawaan fisik
(4) Dimensi psikologi
Seorang pelatih harus memperhatikan ke-4 hal di atas, dan memerlukan kerjasama dengan berbagai disiplin ilmu, di samping tugas pokoknya meningkatkan ketrampilan dalam segi teknik, taktik, dan strategi pertandingan.
Falsafah Dasar
Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan (treatments) untuk membantu atlet agar pada akhirnya dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakat kemampuan, ketrampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi serta kepribadian pada umumnya.
Dalam olahraga atlet diharapkan dapat berbuat sebaik-baiknya yang berarti kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu tingkat integritas tertentu dan menunjukkan kematangan emosional serta dapat menguasai diri.
Pendapat para ahli pada umumnya menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu bahwa olahraga dapat memberi dampak positif pada individu seperti peningkatan tanggung jawab, kejujuran dalam bermain, memperhatikan orang lain, kepemimpinan, menghargai para pelatih, wasit, dan pembina, setia, toleransi, disiplin yang akhirnya dapat diharapkan menjadi warga negara yang baik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat, perkembangan masyarakat selalu meningkat dan tuntutan pemuda juga selalu meningkat. Ini semua harus mendapatkan perhatian para pelatih agar tidak tertinggal dalam upaya berlomba mencapai prestasi setinggi-tingginya. Selain itu perkembangan masyarakat dan pemuda harus dipahami agar perlakuan-perlakuan dan latihan-latihan yang diberikan sesuai dengan keadaan, tuntutan dan kebutuhan. Melalui kegiatan olahraga diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan pribadi atlet, di samping upaya peningkatan prestasinya.
Kepribadian Pelatih
Keberhasilan pembinaan akan sangat ditentukan hasil interaksi antara pelatih dan atlet yang dibina. Pelatih harus memahami sifat-sifat kepribadian atletnya dan harus memahami sifat-sifat pribadinya sendiri agar dapat menyesuaikannya pada waktu berinteraksi dengan atlet yang memiliki sifat intravert dan ektravert, sifat terbuka dan senang bergaul dengan orang lain.
Berhasilnya pembinaan tidak hanya tergantung dari kesediaan atlet menyesuaikan diri dengan sikap dan kemauan pelatih tetapi juga tergantung pada kemampuan pelatih, menyesuaikan sikap dan tindakannya terhadap sifat-sifat kepribadian yang dibinanya.
Pelatih memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan motivasi atlet, sehingga akhirnya dengan kemauan sendiri atlet berusaha mencapai target yang ditetapkannya, untuk mencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan dan memecahkan rekor sendiri.
Setiap pelatih juga harus memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, harus menyadari bahwa upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan oleh seorang pelatih untuk mencapai prestasi yang dibinanya.
Sikap Pelatih Menghadapi Atlet
Sikap positif-proaktif, penuh tanggung jawab terhadap kemajuan atlet dan dilandasi optimisme bahwa yang dibina akan selalu mampu meningkatkan prestasi di bawah bimbingannya. Pelatih harus mempunyai falsafah yang jelas mengenai : (1) Apa yang akan dilakukan (2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan (3) Bagaimana melaksanakan dengan memahami segala kemampuan dan kekurangan atletnya serta memperhatikan kemungkinan dampak-dampak positif atau negatif yang dapat terjadi.
Hal di atas tidak mudah dilakukan dan memerlukan pengalaman yang perlu dipahami yaitu bahwa kepelatihan bukan hanya bahwa upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan fisik dan ketrampilan tetapi meliputi juga perkembangan motivasi, sikap, dan kepribadian atlet.
Tugas dan Peranan Pelatih
Pelatih harus selalu sadar dan memahami sasaran yang ingin dicapai dan tujuan akhir suatu latihan untuk meningkatkan prestasi dan mendapatkan kemenangan dalam pertandingan. Hal ini penting namun hendaknya menyadari pula bahwa yang lebih penting adalah peningkatan prestasi atlet serta perkembangan pribadinya. Kemenangan dalam suatu pertandingan bukanlah akhir sebuah perjalanan karena setiap kemenangan atau kekalahan merupakan awal dari suatu perjalanan untuk menghadapi kemenangan atau kekalahan berikutnya.
Banyak pelatih mengharapkan kemenangan bagi atletnya dalam waktu pendek. Hal ini kadang-kadang tidak menguntungkan dan bisa berbahaya kalau dasarnya kurang kuat. Sehingga perkembangan selanjutnya justru merugikan atlet yang terlalu cepat dipacu untuk menang dan untuk mencapai kemenangan sering sekali diberi latihan yang melebihi kemampuannya. Cara seperti ini dapat menimbulkan ”over training” dan pada akhirnya mengalami kejenuhan untuk berlatih dan berhenti sebelum mencapai umur ideal untuk bisa berprestasi setinggi-tingginya. Gejala ini disebut ”burn out” yaitu atlet dipacu atau diberi latihan berlebihan dengan harapan cepat sebagai juara, sedangkan secara fisik dan mental belum siap.
Pengertian tentang ”golden age” untuk tiap-tiap cabang olahraga perlu dipahami agar dapat membuat perencanaan latihan secara teratur, terarah, berkesinambungan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya pada usia ideal dengan memanfaatkan seluruh potensinya. Untuk itu dibutuhkan pendekatan individual agar memahami kemampuannya dan sifat-sifat yang dibina.
Upaya menyiapkan untuk mencapai prestasi tinggi dibutuhkan pengetahuan mengenai psikologi atlet untuk bisa memahami gejala tingkah lakunya agar bisa memberikan perlakuan yang tepat. Menurut Singer (1984) ada beberapa alasan mengapa seorang atlet berhenti dan tidak melanjutkan aktivitas olahraga, yaitu:
(1) Kegiatan yang menjemukan
(2) Kegiatan yang kurang menimbulkan tantangan rangsangan
(3) Kegiatan tidak menyenangkan
(4) Pengalaman yang didapat dalam kegiatan menimbulkan frustasi dan kekecewaan
(5) Para atlit merasa takut gagal
(6) Para atlit merasa takut untuk sukses
(7) Para atlit tidak mendapatkan pengakuan
(8) Para atlit tidak menetapkan sasaran capaian secara realistis yang ingin dicapai terlalu tinggi
(9) Sistem penunjangnya (keluarga, teman, pelatih) terlalu lemah
Untuk dapat melakukan tugas dan peranan pelatih dengan sebaiknya maka beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian, yaitu :
(1) Menciptakan komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet
(2) Memahami watak, sifat-sifat, kebutuhan dan minat
(3) Pelatih harus menjadi motivator
(4) Membantu atlet dalam memecahkan problem-problem yang dihadapi.
Atlet adalah orang yang selalu dihadapkan kepada permasalahan baik permasalahan mengejar prestasi, menghadapi tekanan lawan maupun penonton, kemungkinan mengalami kegagalan dan sebagainya. Hal itu harus selalu dipikirkan bagaimana menyiapkan atlet agar matang dalam menghadapi pertandingan-pertandingan. Belajar mengatasi stres merupakan hal yang sangat penting agar dapat memiliki mental sebagai juara.
Permasalahan-permasalahan yang bersifat teknis maupun pribadi selalu dihadapi, solusinya pelatih harus selalu peka dan selalu memperhatikan keadaan dan perkembangan individu yang dibina.
written by: Uyiek 

Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli PDF Print E-mail
Written by marto   
Monday, 25 January 2010
Penelitian terhadap teknis Voli ternyata dilakukan juga di perguruan tinggi. Salah satunya adalah yg bisa kit anikmati dibawah ini. Penelitian ini dilakukan oleh Paska Sarjana Universitas Sebelas Maret Solo, dan resumenya diambil dari publikasi di situs pasca.uns.ac.id/?p=208. selamat menikmati.

GUNAWAN. A. 120 908 009. Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Oktober 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. (2) Perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2×2. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besarnya sampel penelitian 40 Mahasiswa berasal dari jumlah populasi 52 Mahasiswa . Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah, variabel atributip yakni : kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah serta variabel dependen yakni : ketepatan servis lompat bolavoli. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data kemampuan motorik, test vertical jump, sit- up dan medicine ball put data ketepatan bola servis lompat dengan test dari AAHPER Volley Ball. Teknik analisis data menggunakan analisi varians Anava 2×2 dangan taraf signifikansi α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan dengan sasaran tetap dengan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2) Ada perbedaan yang signifikan hasil ketepatan servis lompat bolavoli bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan motorik rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. 3) Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hasilnya bermakna, karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08.
Kata-kata kunci : Metode Latihan Sasaran Tetap, Metode Latihan Sasaran Berubah Arah, Kemampuan Motorik dan Ketepatan Servis Lompat Bolavoli.
This entry was posted on Selasa, November 10th, 2009 at 10:20 am and is filed under Publikasi Tesis/Disertasi Siap Uji .


4 KUNCI PRINSIP SERVIS PDF Print E-mail
Written by isma   
Thursday, 22 October 2009
Saya sering bertanya kepada orang lain, keahlian apa yang harus dimiliki dalam bermain voli? Banyak yang menjawab "passing" or "setting. Tp menurut saya “hitting” atau pukulan lah yang paling penting.
Tapi jika ada yang merasa bahwa “serving” adalah skill yang paling penting, hal tersebut benar. Servis adalah keyakinan. Pelatih dapat menghitung statistic persentase passing, blocking, dan pukulan. Tetapi satu-satunya skill yang bisa menentukan tingkat kepercayaan pemain adalah dari servisnya.
Berikut adalah beberapa tips yang akan membantu anda.
Rutin
Pelatih akan melakukan empat hal untuk menggangu keyakinan pemain lawan saat servis :
-       Melakukan timeout
-       Melakukan pergantian pemain
-       Bertanya atau berdebat dengan wasit atau linesperson
-       Salah satu pemain sengaja mengikat sepatu di dalam lapangan atau memanggil petugas untuk mengeringkan lantai yang basah.
Semua hal diatas memiliki pengaruh yang sama. Pelatih mencoba untuk membekukan/merusak konsentrasi server. Hal terbaik yang bisa disarankan untuk mengatasi hal ini adalah dengan membentuk suatu rutinitas ketika akan memasuki garis servis.
Sama halnya dengan di olah raga basket ketika pemain akan memasuki garis lemparan bebas “free throw line”. Mereka selalu melakukan ritual/kebiasaan yang sama. Ritual tersebut bisa memberikan ketenangan dan focus bagi pemain.
Sebaiknya pemain memiliki ritual secepatnya. Bisa dengan cara memantulkan bola ke lantai atau menampar bola di samping. Atau seperti kebiasaan Affan Priyo sebelum servis yaitu memutar bola ke belakang badannya. Pastikan ritual itu selalu sama setiap melakukan servis.
Jump Serving
Banyak orang bertanya bagaimana caranya untuk melakukan jump serve yang efektif. Pemain perlu belajar untuk memukul bola dengan baik sebelum melaikukan jump serve. Dan caranya agar bisa memukul bola dengan baik adalah dengan melatih kekuatan lengan dengan cara memukul bola 40-69 kali sehari.
Tips Jump Serve
a.     Jaga agar bola tetap di depan anda saat anda melakukan ancang-ancang untuk melompat. Jangan jatuhkan bola (dan tangan anda) kebawah untuk membuangnya ke atas. Salah satu hal yang paling crusial dalam jump serve adalah pengaturan. Anda akan mendapatkan pengaturan yang lebih baik jika tidak menjatuhkan bola ke bawah.
b.     Lemparlah bola dengan tinggi saat melakukan jump serve. Kesalahan yang paling sering terjadi saat jump serve adalah saat pemain melempar bola terlalu rendah. Ketika kita melempar bola tinggi, itu akan memberikan kita waktu untuk mengehasilkan tenaga dengan ayunan lengan kita.
c.     Pada saat mendarat setelah jump serve. Di dalam permainan pria, setelah melakukan jump serve, pemain harus mendarat sekitar 3-4 feet ke dalam lapangan. Dan untuk perempuan sekitar 2-3 feet. Pastikan anda sebisa mungkin melakukan jump serve dekat dengan garis lapangan. Tapi beri kan ruang untuk kesalahan yang mungkin terjadi saat melakukan lompatan. Ketika mendarat di belakang garis lapangan, maka anda harus memukul bola untuk jarak yang lebih panjang, hal tersebut mengurangi power dan efektivitas serve.
d.     Ayunkan lengan anda ketika melakukan jump serve. Pelatih dapat melihat seorang pemain memukul 2 sampai 3 bola dan mengetahui dengan cepat seberapa efektif pukulannya dengan didasari oleh seberapa jauh ayunan lengan mereka. Ayunan lengan adalah cara untuk mengumpulkan tenaga untuk pukulan kira dan bagaimana kita melompat tinggi.  Melempar bola tinggi bisa memberikan kita waktu untuk mengayunkan lengan kita kembali.
e.     Gunakan lengan dalam sebagai pedoman dan sumber keekuatan. Seperti pada pertandingan tenis, servis bisa berhasil dengan pergerakan lengan dalam dan bahu yang baik. Hal tersebut bisa memberikan tenaga tambahan, dan bisa berfungsi sebagai alat keseimbangan.
“jump serve adalah keahlian yang membutuhkan waktu untuk dikembangkan dan harus dilatih secara konsisten”
Float Serving
Tujuan dari float serve adalah melekuk/membelokkan bola. Berikut adalah beberapa tips untuk float servis.
a.     Lihat kebawah bola ketika hendak melemparnya. Hal tersebut hampir sama seperti saat melakukan jump serve. Lemparan sangat penting untuk menjaminn kontak bola dengan baik, dan akan memiliki keakuratan yang baik saat melakukan servis.
b.     Melangkahlah pada saat servis. Jika anda kidal, anda akan melangkah dengan kaki kiri anda untuk memungkinkan tubuh anda memiliki tenaga lebih. Jangan melakukan langkah silang yang berakhir dengan kaki kanan anda di depan.
c.     Pukulah bola di dasar tangan anda. Ketika kita serve, kita inginkan pangkal tangan, bukan telapak tangan untuk membuat kontak dengan bola agar menjamin kontak yang baik. Yang harus kita lakukan adalah mencondongkan lengan kita untuk mengekspose kedua tulang di dasar pergelangan tangan. Harusnya seperti “gedebuk” dan bukan tamparan ketika anda serve.
d.     Sentakkan bola. Jangan dipukul. Jika anda bisa melihat float servis yang baik dalam gerakan lambat. Anda akan melihat hentakan dari siku yang diikuti dengan lengan. Hentakan, bukan lengan adalah kekuatan bola. Untuk melakukan ini, pemain harus menjaga tangan mereka setelah servis. Hal ini akan memaksa semua aksi ke siku untuk membelokkan bola. Kita bisa mengambil spin off (bola kehilangan kendali dan akan menyerah ke dalam pelukan pelempar). Anda jg akan mendapatkan perpanjangan dengan cara jarak antara siku dan bahu yang tegak dan digunakan secara efektif.

Jump Float
Jump float adalah campuran dari jump serve dan float serve. Jump float akan membawa anda ke posisi defensive. Anda bisa kontak dengan bola lebih tinggi dari float serve biasanya. Hampir sama dengan jump serve, mulai dengan melempar bola tinggi. Hal itu akan membantu anda untuk mengontrol lemparan anda pada saat memukul bola.
Last Updated ( Friday, 01 June 2012 )
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar